
Ekspresi Tenang Nadiem Makarim Saat Jalani Pemeriksaan Ketiga di Kejagung
wongjateng.com – Mantan Mendikbudristek, Nadiem Makarim, kembali menyambangi Gedung Jampidsus Kejaksaan Agung (Kejagung) pagi tadi untuk pemeriksaan ketiga dalam kasus dugaan korupsi pengadaan Chromebook. Meski tengah menghadapi sorotan media dan publik, Nadiem memperlihatkan ekspresi yang sangat tenang—tak terlihat gugup sedikit pun—seolah yakin diri dalam menghadapi proses hukum ini.
Siapa Datang dan Bagaimana Ceritanya?
Pagi itu, Nadiem tiba tepat pukul 08.55 WIB, mengenakan kemeja gelap dan membawa tas hitam, ditemani kuasa hukumnya, Hotman Paris. Begitu keluar mobil, Nadiem hanya menyapa singkat, “Pagi semuanya. Baik,” lalu berjalan tanpa memberikan komentar berlebihan kepada wartawan.
Sidang pemeriksaan ketiga ini bukan sesuatu yang mengejutkan—setelah sebelumnya diperiksa pada 23 Juni selama 12 jam (pertama) dan pemeriksaan kedua dengan suasana juga berlangsung kondusif. Rekam jejaknya sama, yakni masuk gedung tanpa dramatisasi media dan fokus pada proses hukum.
Tingkat kehati-hatiannya tampak konsisten. Tidak ada pernyataan yang bombastis, menegaskan sikap percaya diri dan pengertian bahwa sebagai saksi, perannya adalah memfasilitasi pencarian fakta, bukan menghindar.
Mengapa Sikap Tenang Ini Penting secara Politik?
Ketika figur publik menghadapi tuduhan serius, respons emosional sering menjadi konsumsi publik. Namun, Nadiem memilih tenang—strategi efektif untuk:
-
Pemaknaan Keadilan
Sikap tenang menguatkan narasi bahwa ia yakin pada keadilan proses hukum dan tidak akan bersikap defensif berlebihan. Di periode sebelumnya, ia juga menyatakan siap bekerja sama sepenuhnya demi transparansi. -
Menjaga Reputasi
Sebelumnya, Nadiem menyampaikan bahwa Chromebook adalah inisiatif tanggap pandemi, bukan semata pilihan vendor. Menjamin bahwa setiap kebijakan berbasis asas transparansi dan itikad baik. -
Mengurangi Polarisasi Opini Publik
Dengan tidak emosional, Nadiem memberikan ruang diskresi publik untuk menunggu hasil hukum, bukan hanya reaksi sensasional.
Konteks Hukum: Apa yang Disidik Kejagung?
Proyek pengadaan Chromebook ini sudah pada tahap penyidikan sejak 20 Mei 2025. Inti penyelidikannya adalah adanya indikasi pemufakatan jahat untuk mengarahkan pengadaan TIK berbasis Chrome OS, meski rekomendasi sebelumnya menyarankan penggunaan Windows karena uji coba Chromebook 2019 tidak efektif di banyak daerah dengan koneksi internet minim.
Total anggaran yang dipertanyakan mendekati Rp9,9 triliun, menggunakan dana satuan pendidikan (Rp3,5 triliun) dan DAK (Rp6,4 triliun).
Perlu diketahui, Nadiem dikonfirmasi memiliki peran strategis—tercatat ada percakapan di grup WhatsApp “Mas Menteri core team” sebelum pelantikannya sebagai menteri pada Oktober 2019, hingga rapat daring yang memerintah penggunaan Chrome OS untuk pengadaan 2020–2022.
Penutup — Tenang, Kooperatif, dan Tetap Terbuka Hukum
Ekspresi tenang Nadiem Makarim saat memenuhi pemanggilan ketiga ini bukan sembarang sikap—melainkan sinyal positif bahwa ia konsisten menjunjung hukum dan transparansi. Sebagai saksi, ia menunjukkan kesiapan membuka diri terhadap proses penyidikan, tanpa hambatan.
Semoga sikap kooperatif ini bukan sekadar strategi publik, tapi cerminan dari keyakinan mendalam pada penegakan hukum adil. Dan semoga proses ini membawa kejelasan, bukan kegaduhan—karena kepercayaan publik terhadap transformasi digital pendidikan akan tumbuh hanya lewat etika dan integritas.