
Melalui Pasar Murah, Sebanyak 2 Ton Beras Habis dalam Hitungan Jam di Jateng
Antusiasme Warga Melebihi Ekspektasi: 2 Ton Beras Ludes dalam 30 Menit
wongjateng.com – Program pasar murah yang digelar oleh Polres Pemalang bersama Bulog Cabang Tegal menjadi magnet ribuan warga. Sekitar pagi hari pada Jumat, 8 Agustus 2025, kegiatan ini berlangsung di Pasar Beji, Taman, Pemalang. Awalnya tersedia 1 ton beras, namun melihat antusiasme luar biasa, jumlah langsung digandakan menjadi 2 ton. Hasilnya? Semua ludes hanya dalam 30 menit.
Warga rela antre sejak matahari belum tinggi. Mereka membeli beras seharga Rp 11.500 per kilogram, jauh di bawah harga pasar yang mencapai Rp 15.000 per kilogram. Pembelian dibatasi maksimal dua kemasan per orang, dengan syarat membawa KTP agar distribusi berjalan lebih merata.
Kecepatan habisnya beras ini menunjukkan bahwa pasar murah bukan sekadar program formalitas—melainkan solusi riil di tengah tingginya harga pangan dan tekanan ekonomi masyarakat sehari-hari.
Latar Belakang: Mengapa Program Ini Begitu Dibutuhkan?
Harga beras di pasar tradisional di Jawa Tengah masih tinggi, terutama untuk kualitas medium dan premium. Meski produksi beras Jateng surplus, harga tetap belum turun signifikan.
Guna menurunkan harga dan menjaga stabilitas pasokan pangan, pemerintah menggelar operasi pasar atau pasar murah di sejumlah daerah. Program ini melibatkan Bulog dengan menyediakan beras medium SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan), dan dijual di bawah harga pasar, sekaligus mencegah lonjakan inflasi pangan lokal.
Pasar murah juga sarana efektif untuk membantu kelompok rentan memenuhi kebutuhan dasar, mengingat daya beli masyarakat masih terbatas. Bentuk pembatasan pembelian seperti KTP dan maksimal dua kantong per orang bertujuan agar bantuan benar-benar sampai ke banyak rumah tangga dan tidak menimbulkan penumpukan.
Serentetan Pasar Murah di Jateng: Bukti Keseriusan Pemerintah
Selain Pemalang, berbagai daerah Jateng juga menggelar pasar murah serupa. Misalnya, di Karanganyar, Gerakan Pangan Murah Serentak menyediakan 1,5 ton beras SPHP Bulog yang langsung ludes dalam 45 menit saja.
Di Banyumas, operasi pasar di Kelurahan Sumampir (Purwokerto Utara) menyediakan 1 ton beras medium SPHP—habis terjual dalam 2 jam karena harga spesial Rp 10.200 per kilogram, lebih murah dibanding harga pasar yang menyentuh Rp 16.000 per kilogram.
Intent dan efektivitas pelaksanaan operasi pasar di berbagai daerah ini menunjukkan sinergi nyata antara instansi pemerintahan, Bulog, dan aparat keamanan—dengan tujuan utama: bantu masyarakat di masa sulit.
Momentum Pasar Murah sebagai Simpul Ketahanan Pangan Lokal
Melalui pasar murah, sebanyak 2 ton beras habis dalam hitungan jam di Jateng menjadi cerminan antusiasme warga sekaligus urgensi sistem distribusi pangan yang responsif. Program seperti ini terbukti ampuh meredam harga tinggi dan memperkuat ketahanan pangan di daerah.
Tapi yang lebih penting, semoga momentum ini menginspirasi penyelenggaraan serupa secara berkelanjutan—bukan hanya saat krisis melanda. Selain beras, distribusi bahan pokok lain seperti minyak, gula, telur juga perlu difokuskan. Dan semoga ke depannya prosesnya makin terencana, data-driven, dan inklusif—agar setiap rumah tangga, terutama kelompok rentan, benar-benar bisa mendapatkan bantuan yang adil dan merata.